Jakarta-Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Bambang Soesatyo (Bamsoet) tak berniat maju menjadi presiden. Ketua MPR RI itu mengatakan hanya ingin menjadi ketua umum Partai Golkar.
Hal itu ia sampaikan saat menjawab sejumlah pertanyaan dari sejumlah orang yang ikut memenuhi undangan dari acara Ketua Umum Federasi Panjang Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid di area SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (18/9).
“Teman-teman tanya, setelah di komisi, ketua DPR, kemudian ketua MPR, pasti Bamsoet ini setelah ini maunya jadi presiden, saya bilang enggak. Saya hanya ingin jadi ketua umum Partai Golkar,” kata Bamsoet. Bamsoet mengaku ingin menjadi ketua umum Partai Golkar lantaran agar dirinya memiliki kewenangan dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung partai dalam pemilu selanjutnya.
Pernyataan Bamsoet itu kemudian disahuti sorakan dari sejumlah undangan. Mereka juga menyebut niat Bamsoet untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar itu bukan untuk realisasi saat ini, melainkan pada 2024. Selain itu, niat Bamsoet itu disebut hanya bakal terealisasi apabila dikehendaki oleh anggota Partai Golkar.
“Saya memiliki maksud politik yang jelas. Jadi saya akan ikuti aturan permainannya, jadwal saya ikuti,” jawab Bamsoet.
Bamsoet sebelumnya juga sempat mendaftarkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024. Selain Bamsoet, delapan nama calon lainnya yang dulu mendaftar yakni, Airlangga Hartarto, Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achmad Annama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Derek Loupatty, dan Aris Mandji
Bamsoet disebut sebagai calon kuat bersama Airlangga Hartarto. Kendati demikian, pada Desember 2019, Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan calon ketua umum Golkar.
Pernyataan mundur itu disampaikan Bamsoet usai bertemu dengan Ketua Umum Golkar yang juga calon petahana Airlangga Hartarto, Politikus Senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Aburizal Bakrie.
Menurut Bamsoet, keputusan pengunduran diri itu diambil setelah dia berdiskusi dengan tokoh-tokoh senior Golkar, seperti Luhut, Ical, dan juga Agung Laksono. Ia juga membantah bila pengunduran dirinya karena intervensi Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya, Airlangga Hartarto resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024. Hal tersebut ditetapkan dalam Sidang Paripurna VI, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta pada 4 Desember 2019./ims/
khr/agt)