Banten-Memang kesempatan untuk mereformasi Polri dengan memanfaatkan momentum “Drama Dari Duren Tiga” dapat dimanfaakan secara maksimal. Karena dengan memanfaatkan momentum tersebut, bisa mengobati kekecewaan dan shock budaya yang sangat menyayat hati, karena peran Polisi akibat dari peristiwa tragis itu justru sangat mengesankan berbanding terbalik dengan apa yang diharap oleh warga masyarakat. Jumat 9/9/22
Berbohong, menyalahkan petir, menekan keluarga korban, melindungi mavia perjudian dan peredaran narkoba serta mengabaikan peran aparat dan keterlibatan warga masyarakat untuk ikut menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Jadi peran dan fungsi Polri itu perlu dipetahankan dan dijaga bersama, bukan saja karena fungsi dan perannya sangat mulia sebagai aparatur negara, tetapi juga warga masyarakat perlu dan sangat membutuhkan untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan dan perlindungan serta memperoleh pelayanan untuk banyak hal yang sangat memerlukan peran dan fungsi Polri, baik secara institusional maupun personal di tengah-tengah masyarakat yang majemuk dan beragam watak maupun perangainya. Jadi, tidak logis untuk menerapkan agar Polri dibubarkan, termasuk marah hingga mendesak agar Kapolri mengundurkan diri atau dipecat oleh Presiden.
Jika Kapolri hanya diminta untuk bertanggung jawab atas segala kemunafikan dan sikap hipokrit yang terkait dengan peristiwa dramatik dari Duren Tiga itu, wajar dan patut sebatas kewajiban sebagai pemimpin dari institusi Polri yang masih bisa dibenahi, diperbaiki, dibersihkan oleh Kapolri.
Masalahnya untuk melakukan bersih-bersih di tubuh Polri ini, tinggal mau atau tidak, serius apa cuma kamuflase saja. Toh, segenap warga masyarakat tetap punya hak menilai serta terus memelitoti hasil kerja Kapolri itu nanti. Karena bila Jendral Listyo Sigit Prabowo tidak maksimal memanfaatkan momentum terbaik bagi dirinya untuk melakukan reformasi besar-besar di tubuh Polri, dia tidak hanya akan kehilangan momentum terbaik, tetapi juga tidak pernah melukis sejarah besar sepanjang kariernya sebagai Polisi yang pernah menduduki jabatan puncak di institusi Polri.
Dan sebagai warga masyarakat yang mencintai Polri pun, tidak ingin kehilangan momentum terbaik ini, untuk menebus segala dosa Polri yang patut dimaafkan manakala benar mau melakukan perbaikan dan pembenahan, sehingga nama baik Brigadir Novriansyah Josua Hutabarat pun akan selalu dikenang sebagai pahlawan yang gugur tak sia-sia. Sementara Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo MA., dapat disanding dengan penuh kebanggaan oleh segenap warga bangsa Indonesia bersama Jendral Hoegeng Imam Santoso yang telah melegenda itu.
Banten, 9 September 2023
