Palambuta I Jeneponto-Sabtu, 10/9/22 Warisan tradisi adat istiadat dari nenek moyang kita di masa lampau, hingga kini masih melekat kuat di dalam darah sebahagian orang yang tinggal di dusun Palambuta Utara desa Bululoe kec Turate kab Jeneponto,
Dalam memulai pekerjaan tidak hanya menetapkan waktu baik untuk pesta perkawinan saja, membangun atau pembongkar rumah panggung tidak sembarangan, panrita (orang pintar) harus mencari dan menunggu waktu yg tepat untk di mulainya pembongkaran rumah yang menurut dari seorang panrita harus sesuai dengan hitungan bulan dan hari baiknya.
Desa Bululoe adalah sebuah desa yg di kelilingi oleh dua buah gunung yang amat panjang berbentuk sebuah danau, di dalam sebuah desa tersebut terletak suatu perkampungan ujung batas mattonro tonro yg dulunya bernama Palambuta dan sekarang di beri nama dusun Palambuta Utara, kampung tersebut di apit oleh dua buah gunung kembar yakni (bancuri dan Tama’Juku Juku)
Keyakinan sebagian warga dusun Palambuta Utara masih sangat kental dengan hubungan yang berbau mistik dan masih kerap mengunjungi tempat tempat yang di anggapnya keramat dengan membawa berbagai macam perlengkapan ritual yang akan di laksanakan di tempat yang menurut keyakinan mereka tempat itu adalah tempat yang bisa membawa keberkahan dengan jalan perantara meminta kepada tuhannya.
Dg baso (52) thn misalnya, panrita balla'(tukang bangunan) yg kerap di sapa (baso panritayya) biasa di panggil untuk appalaki balla (mendinginkan rumah) atau menetapkan waktu baik untuk pemilik rumah dan pekerja bangunan itu sendiri, dg Baso tidak memperbolehkan seorng pekerja bangunan meletakkan batu pertama dengan bayangan tepat di hadapan kita, apapun yang kita kerjakan harus di awali dengan membelakangi bayangan, kata dg Baso. Dlm memulai pekerjaan apa saja tentu kita selalu mencari hari baik dn bulan baiknya dahulu kemudian persiapa ritualnya berupa kue umba umba (ondel ondel), karake (gula kelapa), bunga kelapa dn air dr sumur kuno yg menurut keyakinan dari nenek moyang kita akan sukses selamanya, dg Baso menambahkan.
Semua persiapan yang telah disediakan berupa umba umba (ondel ondel) maknanya supaya rejeki pemilik rumah dan keluarga akan selalu berlipat ganda. karake (gula kelapa) bertujuan agar supaya sang pemilik rumah dan keluarga akan selalu harmonis, manis dalam hubungan suami istri. Bunga kepala bertujuan agar hati dalam keluarga selalu berbunga bunga dalam menjalankan kehidupan sehari hari. Air dr sumur kuno (sumur tua) bertujuan agar pemilik rumah dan keluarganya akan berumur panjang sampai tua. kata salah seorng tokoh masyarakat yg tdk bersedia di sebut namanya.
Semua penuturan dan embel embel dari para tokoh agama dan tokoh msyarakat kita dengan ilmu mistik yang di yakininya sebagai pewaris adat dan tradisi dari nenek moyangnya, tentunya kita sebagai generasi milenial yang kini kita sudah berada di zaman peradaban yang meoderen dalam menyikapi semua realita yg telah terjadi, baik ataupun buruk kita kembalikan kepada yang maha kuasa, kita kembali kpd niat dan tekad kita masing masing. Allahu A’lam bish shawabi, (wahid rega)